Jumat, 22 Mei 2009

laporan

I. PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang

Limnologi merupakan ilmu dari perairan umum, berhubungan seluruh faktor yang mempengaruhi populasi yang hidup didalam perairan itu. Tidak benar menyatakan bahwa limnologi adalah sebagai kajian perairan tawar karena pada daerah kering, genangan yang ada sungguh beragam.
Sumber bahan organik di dalam perairan (waduk) berasal dari eksternal (allochtonous) maupun internal (autochtonous). Sumber bahan organik yang berupa allochtonous berasal dari sumber titik di drainase basin, non pointsources dan land usage (Rydingdan Rast, 1989). Selanjutnya Vollenweider(1968) dan Ahl (1973) dalam Landner (1976) menyatakan sumber eksternal dapat berupa run off permukaan, agricultural and forest drainage, atmosfir,urban run off, buangan domestik dan buangan dari limbah industri.
Di waduk Ir.H. Juanda allochtonous tergantung dari aktivitas di daerah aliran sungai serta run off derah-daerah sekitarnya, masukan kewaduk berasal dari aktivitas pertanian di sekitarnya.
Debit air adalah jumlah air yang mengalir dalam suatu penampang tertentu (sungai / saluran / mata air). Pemilihan lokasi pengukuran debit air : 1. dibagian sungai yang relatif lurus, 2. jauh dari pertemuan cabang sungai 3. tidak ada tumbuhan air, 4. aliran tidak turbelenl, 5. aliran tidak melimpah melewati tebing sungai (Penuntun Praktikum Limnologi).
Beban masukkan internal adalah bahan organik yang dihasilkan oleh sirkulasi nutrien di perairan (waduk). Regenerasi nutrient dari biot yakni ekskresi alga, zooplankton, dan ikan secara langsung kelapisan trofogenik adalah suplai nutrient yang penting untuk fitoplankton, juga dekomposisi bahan organik olehbakteri di kolom air (Silvey dan Roach, 1964 dalam Landner, 1976). SelanjutnyaLiaw (1993) menyatakanpencampuranpadakolom air selain menyebabkan pertukaran oksigen hipolimnetik juga pertukaran nutrient dari permukaa air.Nutrien inorganic oleh ekskresi atau pembusukan detrital dibawah lapisanmixed di difusi dengan laju yang lambat ke atas melewati termoklin
Perikanan umumnya tidak mengkonsumsi air, tapi sangat memerlukan kondisi kualitas dan kuantitas air tertentu, termasuk perlindungan lingkungan dan kelestarian fungsi sumberdaya flora dan fauna yang terdapat dalam air. Kualitas air secara luas dapat diartikan secara fisik, kimiawi dan biologis yang mempengaruhi manfaat penggunaan bagi manusia baik secara langsung maupun tidak langsung (Boyd, 1979).

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum
Adapun tujuan pelaksanaan praktikum limnologi yang berjudul “Pengukuran Debit air” ini adalah mengetahui besarnya debit air yang ada di waduk FAPERIKA.
Sedangkan Manfaat praktikum ini adalah dapat mengetahui besarnya debit air di waduk Faperika yang analisis di laboratorium.

II. TINJAUAN PUSTAKA



Air adalah zat yang mengelilingi semua organisme dan merupakan bagian-bagian terbesar pembentuk tumbuh-tumbuhan dan binatang air (Nybakken, 1982). Kualitas air dan kuantitas air suatu perairan yang sangat dipengaruhi parameter fisika, kimia, biologi (Bishop, 1973).
Waduk biasanya dibentuk dengan membangun dam melintasi sungaisehingga air bendungan berada dibelakang dam (Ryding dan Rast, 1989). Biasanya waduk memiliki drainase basin, kedalaman rata-rata, kedalaman maksimum, luas beban perairan yang lebih besar dibanding danau, tetapi dengan waktu tinggal yang lebih pendek dibanding danau.
Berdasarkan sifat fisik, kimia dan biologinya waduk dibagi menjadi tiga zona yaitu zona mengalir (riverin), transisi dan tergenang (lakustrin) (Thornton et al.,1981 dalam Thornton et al.,1990). Bentuk gradien longitudinal perairan waduk. secara umum dibagi dalam zona mengalir (riverin), zona transisi,dan zona tergenang (lakustrin). Zona mengalir di sumber air utama bervariasi tergantung dari tinggi rendahnya elevasi air (tergantungmusim).
Menurut Sukimin (1999). pada saat elevasi air rendah, zona mengalir disumber air utama. Pada saat elevasi air tinggi Zona lakustrin terletak di kawasan waduk. Pada umumnya zona mengalir cenderung mempunyai arus yang cukup deras, waktu tinggal (residence time) pendek, ketersediaan hara tinggi (allochtonous),serta penetrasi cahaya minimal dan umumnya membatasi produktivitas primer. Lingkungan aerobik karena zona ini umumnya dangkal dan teraduk dengan baik,meskipun degradasi bahan organik membutuhkan oksigen yang signifikan.
Sukimin (1999) menyatakan pola arus perairan waduk Ir. H. Juanda sangat dipengaruhi oleh gerakan angin. Pada musim yang berbeda terdapat kecenderungan pola sebaran arus yang berbeda baik pada lapisan permukaan(1.0 m), tengah (10.0 m) dan dekat dasar (30.0 m). Pada musim kemarau, aruspermukaan bergerak dari zona mengalir ke arah zona lakustrin menuju Dam dengan kecepatan arus berkisar 0.07 − 0.17 m/detik.
Pengaruh pola arus (kecepatan dan arah) yang terjadi di waduk sangat nyata terhadap beberapa hal seperti faktor fisika (sedimentasi), kimia (kandungan bahan organik) dan biologi (fitoplankton). Sementara pengaruh arus terhadap faktor biologi misalnya dapat dilihat bahwa semakin jauh dari sungai ,kelimpahan dan biomassa fitoplankton semakin tinggi Noryadi (1998).
Kualitas air ditentukan banyak faktor yaitu : zat terlarut, zat yang tersuspensi, dan makhluk hidup khususnya jasad renik. Air murni yang tidak mengandung zat terlarut tidak baik untuk kehidupan kita (U.N Mahida, 1993)






.








III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum yang berjudul “Pengukuran Debit Air” dilaksakan pada hari Rabu tanggal 27 November 2008 pukul 14.00 – 16.00 WIB. Praktikum ini dilaksanakan di lapangan tepatnya di waduk fakultas perikanan dan ilmu kelautan dan dianalisis kembali diLaboratorium Limnologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru.

3.2 Bahan dan Alat
Pada praktikum limnologi ini alat- alat yang digunakan adalah meteran diperlukan untuk mengukur jarak titik pertama dan kedua, tali plastik untuk menentukan jarak dan lebar penampang, bola pimpong untuk menentukan kecepatan arus, stopwatch untuk mengukur waktu yang diperlukan, pena untuk menulis, pinsil menggambar, penggaris untuk mengukur ke dalaman, dan buku penuntun untuk membantu praktikan dalam praktikum.

3.3 Metode Praktikum
Praktikum limnologi yang berjudul pengukuran debit air dengan metode Float Method dan Metode Weir (Rectangular), yaitu dengan melakukun kegiatan peninjauan, pengamatan dan pengukuran serta pengambilan data dan informasi melalui pengamatan langsung dilapangan.


3.4 Prosedur Praktikum
Adapun prosedur pelaksanaan praktikum limnologi ini adalah : menentukan lokasi yang akan di ukur debit airnya tepatnya waduk fakultas perikanan dan ilmu kelautan. Kemudian ukur tali plastik sepanjang 5 m sebanyak 2 kali, pegang tali plastik tersebut sebagai panjang dan lebar, bola pimpong dihanyutkan. Selanjutnya ukur waktu dan jarak yang di tempuh bola pimpong, lalu ukur lebar, kedalaman pada 3 titik untuk mencari kedalaman rata-rata. Smua ukuran dijadikan ke dalam meter (m). setelah itu hitung luas dengan menggunakan rumus debit air di laboratorium.



























IV.HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
Dari praktikum Pengukuran debit air yang telah dilaksanakan maka didapatkan hasil sebagai berikut :
4.1.1. Emboys Float Method
Diketahui :
Jarak ( L ) = m konstanta perairan (A) =
Rata-rata lebar ( W ) = cm waktu (detik) =
= m
Rata-rata kedalaman ( D ) = cm
= m

Maka besar debit air ( R )
R =
=
=

4.1.2. Metode Weir (Rectangular Weir)
Diketahui :
L =
H =
Q = 0,33 (L-0,2 H)
























4.2 Pembahasan
Davis (1955) mengatakan bahwa setiap perairan terdapat perkembangan yang dinamis sehingga suatu spesies dapat lebih dominan dari pada yang lain pada interval yang rel;atif pendek sepanjang tahun. Spesies yang dominan pada suatu bulan sering kali menjadi spesies yang langka pada bulan berikutnya digantikan oleh spesies yang lebih dominan.
Bronmark dan Hanson (1998) menyatakan bahwa penyerapan cahaya pada suatu badan air yang sama akan berkurang, dalam arti bahwa cahaya akan berkurang dalam jumlah yang sama pada setiap bertambahnya kedalaman.
Posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan koordinat (dua-dimensi atau tiga dimensi) yang mengacu pada suatu sistem koordinat tertentu. Sistem koordinat itu sendiri didefinisikan denga menspesifikasi tiga parameter berikut, yaitu : Lokasi titik nol dari sistem koordinat, orientasi dari sistem koordinat, dan besaran (kartesian, curvilinear) yang digunakan untuk mendefinisikan posisi suatu titik dalam sistem koordinat tersebut (Abidin, 2000)
Setiap parameter dari sistem koordinat tersebut dapat dispesifikasikan lebih lanjut dan bergantung pada spesifikasi parameter yang digunakan maka dikenal beberapa jenis sistem koordinat. Penjelasan yang lebih mendetail tentang sistem koordinat ini dapat dilihat di (Krakiwsky Dan Well, 1994). Suatu penspesifikasian sistem koordinat dibagi dalam tiga pengklasifikasian berdasarkan parameternya yaitu : Lokasi titik 0, geosentrik (dipusat bumi), toposentrik (dipermukaan bumi), lokasi titik 0, terikat bumi (Earth fixed), terikat langit (Space fixed), lokasi titik 0, jarak (kartesean X, Y, Z), geodetis (q, h)
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat di simpulkan bahwa setiap perairan terdapat perkembangan yang dinamis sehingga suatu spesies dapat lebih dominan dari pada yang lain pada interval yang relatif pendek sepanjang tahun. Spesies yang dominan pada suatu bulan sering kali menjadi spesies yang langka pada bulan berikutnya digantikan oleh spesies yang lebih dominan. Pada praktikum dengan judul pengukuran debet air ini dilakukan pengamatan secara langsung turun ke lapangan atau sungai, seluruh anggota kelompok turun ke sungai untuk melakukan pengamatan terhadap debet air.
5.2 Saran
Dalam pelaksanaan praktikum semestinya praktikan memperhatikan penjelasan dengan seksama agar praktikum berjalan dengan baik. Pada setiap praktikum hendaknya pengamatan diawasi oleh setiap pembimbing kelompok agar pelaksanaan praktikum berjalan dengan baik dan hasil yang di dapatkan lebih tepat karena adanya bantuan dari pembimbing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar