Jumat, 22 Mei 2009

limnologi3

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Limnologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal tentang perairan daratan, yang mencakup pengetahuan tentang factor-faktor abiotik serta interaksi yang terjadi diantaranya. Perairan daratan adalah suatu badan air yang ada didaratan atau yang masih berhubungan dengan daratan, termasuk danau, waduk, rawa, suatu dan bahkan estuary.
Perairan waduk adalah badan air terbentuk karena pembendungan aliran sungai oleh manusia. Kehadiran suatu waduk menubah ekosistem daratan menjadi perairan, yang akibatnya akan merubah pula tatanan sosial ekonomi dan budaya yang telah ada (Jorgensen, 1980).
Sumanjaya (1975), mengemukakan bahwa danau atau waduk yang produktif akan memperlihatkan warna kuning, abu-abu ataupun coklat yang disebabkan oleh bahan-bahan organik. Bahan-bahan organik dibutuhkan oleh hewan-hewan air untuk kehidupannya. Danau maupun waduk kurang produktif cendrung mengarah warna biru dan hijau.
Untuk mengetahui apakah terdapat suatu keseimbangan antara factor biologi dan habitatnya, yaitu organisme dengan factor-faktor fisika kimia disuatu perairan, diperlukan pengetahuan tentang ukuran dari factor-faktor tersebut secara kualitatif dan kuantitatif.
Asdak (2002) menyatakan bahwa terjadinya perubahan karakteristik fisik, biologi dan kimia suatu perairandalam hal ini dikenal sebagai perubahan kualitas airdapat disebabkan oleh pemanfaatan lahan DAS dan pencemaran air dapat berasal dari daerah yang tidak dikenal secara pasti (non point source) dan pencemaran perairan yang berasal dari tempat yang diketahui secara pasti (point source).
Beberapa factor lingkungan penentu perairan dipengaruhi pengelolaan dan kelangsungan hidup, berkembang biak, pertumbuhan atau reproduksi organisme akuatik dapat dilihat dari sifat fisika, kimia dan biologi perairan. Sifat fisika meliputi suhu, kecerahan, kedalaman, muatan tersuspensi. Sifat kimia meliputi Ph oksigen terlarut, dan karbondioksida bebas.

1.2 Tujuan dan Manfaat
Praktikum kali ini bertujuan menganalisa dan mengenal parameter apa saja yang menjadi penentu ukuran kualitas dari suatu perairan, terutama pada peraira yang sudah ditentukan sebagai lokasi praktikum. Sedangkan manfaatnya agar para praktikan dapat menghitung nilai dari parameter fisika dan kimia dari perairan tersebut.











BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama adalah pengukuran kualitas air dengan parameter fisika dan kimia (suhu, O2 terlarut, CO2 bebas, pH, Konduktivitas, Kecerahan, Alkalinitas ), sedangkan yang kedua adalah pengukuran kualitas air dengan parameter biologi (Plankton dan Benthos) Sihotang (2006). Suhu air dipengaruhi komposisi substrat, kecerahan, kekeruhan, air tanah dan pertukaran air, panas udara akibat respirasi dan naungan dari kondisi perairan tersebut.
Kecerahan suatu perairan menentuan sejauh mana cahaya matahari dapat menembus suatu perairan dan sampai kedalaman berapa proses fotosintesis dapat berlangsung sempurna. Kecerahan yang mendukung adalah apabila pinggan seichi disk mencapai 20-40 cm dari permukaan. (Chakroff dalam Syukur, 2002)
Novotny dan Olem, 1994 (dalam Effendi, 2003) menyatakan bahwa sebagian besar biota akuatik sensitive terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7 – 8,5. niali pH sangat mempaengaruhi proses biokomia perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH rendah. Sedangkan menurut Haslam, 1995 (dalam Effendi, 2003) menambahkan bahwa pada pH < 4, sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat bertolerensi terhadap pH rendah.
Arus adalah pergerakan massa air secara horizontal yang disebabkan oleh angin yang bertiup terus menerus dipermukaan dan perbedaan densitas air. (Sidjabat, 1976). Menurut Hadikusumah (1988) menyatakan sistem arus atau pola sirkulasi merupakan salah satu aspek dinamika air yang sangat penting karena berpengaruh terhadap lingkungan disekitarnya. Misalnya terdapat sebaran biologi, kimia, polusi, dan sedimen.
Kelarutan oksigen dalam air tergantung dari suhu air. Kelarutan oksigen dalam air akan berkurang dari 14,74 mg/l pada suhu 0 0C menjadi 7,03 m/l pada suhu 35 0C. dengan kenaikkan suhu air terjadi pula penurunan kelarutan oksigen yang disertai dengan naiknya kecepatan pernapasan organisme perairan, sehingga sering menyebabkan terjadinya kenaikkan kebutuhan oksigen yang disertai dengan turunnya kelarutan gas-gas lain di dalam air.
Peningkatan suhu sebsar 1 0C akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10. Dekomposisi bahan organik dan oksidasi bahan organik dapat mengurangi kadar oksigen terlarut hingga mencapai nol. Brown dalam Effendi (2003).
Derajat keasaman (p) perairan mempengaruhi daya tahan organisme, dimana p yang rendah akan menyebabkan penyerapan oksigen oleh organisme akan terganggu. (pennak, 1973)
Karbondioksida bebas dalam perairan berasal dari proses respirasi organisme air, proses pembusukan bahan-bahan organik dan difusi dari udara. Selanjutnya dikatakan bahwa kandungan karbondioksida diperairan erat hubungannya dengan nilai pH. (Boyd, 1979).
Kasry (1995) mengemukakan bahwa tingginya tingkat CO2 bebas dalam air dihasilkan dari proses perombakan bahan organic dan mikroba. Kadar karbondioksida bebas yang dikehendaki tidak lebih dari 12 mg/l dan kandungan terendah adalah 2 mg/l. Kandungan karbondioksida bebas diperairan tidak lebih dari 25 mg/l dengan catatan kadar oksigen terlarut cukup tinggi.


III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksakan pada tanggal 16 November 2007, pukul 14.00 – 16.30 WIB. Praktikum ini dilaksanakan di lapangan tepatnya di Waduk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan dianalisis kembali di Laboratorium Limnologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru.

3.2 Bahan dan Alat
Pada praktikum limnologi ini alat- alat yang digunakan adalah thermometer untuk mengukur suhu, pinggan seichi untuk mengukur kecerahan dan kekeruhan perairan, meteran untuk mengukur kedalaman, dan kertas idikator untuk mengukur pH.

3.3 Metode Praktikum
Metode praktikum yang digunakan adalah metode pengamatan secara langsung terhadap objek di waduk Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru. Sedangkan pengolahan data dilakukan di laboratorium Limnologi.

3.4 Prosedur Praktikum
Prosedur praktikum analisis kualitas air ini adalah menentukan lokasi pengamatan lalu diukur parameter fisika kimianya, dicatat dan dibawa kelaboratorium untuk dianalisa.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
a. Kecerahan Air
Kecerahan merupakan gambaran kedalaman air yang tembus cahaya dan visible untuk 8untuk mata pada umumnya. Pengukuran kecerahan digunakan alat yakni pinggan seichi (Seichi disk).
Batas terlihat = 60 cm (b)
Batas tidak terlihat = 110 cm (a)
Jadi kecerahan air = a + b
2
= 110+ 60
2
= 85 cm

b. Suhu Udara dan Air
Tinggi rendahnya suhu air dipengaruhi oleh proses fisik yang berlangsung dalam air maupun atmosfer disekitarnya. Pengukuran suhu udara dan air dilakukan dengan menggunakan thermometer raksa dengan pengukuran suhu perairan waduk yaitu suhu air = 330 C, suhu udara = 270 C.
c. Derajat Keasaman (pH) Air
Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan alat kertas pH meter, hasil yang didapat pada pengukuran yaitu pH 6.
d. Kedalaman Perairan
Kedalaman perairan diukur dengan menggunakan tali yang diberi pemberat, dan tali tersebut diberi tanda sebagai petunjuk panjang (ukurannya) kemudian ditenggelamkan keperairan. Dan didapat hasil bahwa kedalaman perairan yaitu 97 cm.
e. Warna Perairan
Warna dari perairan yang diamati yaitu berwarna coklat bening.
f. Oksigen Terlarut Air (DO)
Ini dilakukan dilaboratorium, hasil yang didapat setelah percobaan yaitu 6,8 -7,2 mg/l, hal ini dapat dikatakan kondisi dari perairan tersebut bagus dan cukup oksigen.
g. Karbindioksida (CO2) bebas
Setelah melakukan percobaan dapat diperoleh hasil 23 mg/l, ini berarti kondisi perairan pada saat itu kurang bagus.
h. Alkanitas Air
Alkalinitas adalah kapasitas kuantitatif dari suatu sample air untuk menetralisasi suatu asam sampai pH yang ditentukan.
Alkalinitas air : 0,51 x 300 mg/l = 153 mg/l
Alkalinitas total : 0,14 x 300 mg/l = 42 mg/l
i. Konduktivitas
Dri percobaan yang telah dilakukan didapat nilai konduktivitas perairan waduk 10 mikrohos/cm.

4.2 Pembahasan
Pada praktikum parameter fisika dan kimia suatu perairan dilakukan dengan menggunakan alat masing-masing yang fungsinya berbeda-beda. Pada pengukuran suhu digunakan thermometer raksa yang dicelupkan kedalam perairan yang kondisi awal thermometer pada posisi 0 oC. Pada pengukuran kedalaman digunakan tali yang telah diberi pemberat yang ditenggelamkan kedasar perairan, kemudian diukur panjang tali yang tercelup air sampai pangkal tali yang menyentuh dasar perairan.pada pengukuran kecerahan digunakan alat berupa seichi disk yang dicelupkan keperairan dan dilihat jarak tampak dan jarak hilang seichi disk diperairan.
Pada pengukuran parameter kimia digunakan bahan larutan kimia. Pada pengukuran oksigen terlarut dilakukan dengan mengambil air sample dengan menggunakan botol BOD tanpa adanya gelembung udara didalam air sample kemudian ditambahkan 1 ml larutan KI Alkaline dan 1 ml mangan sulfat dikocok hingga endapan hilang kemudian dipindahkan kedalam elemeyer bervolume 100 ml dan titrasi dengan tiosulfat kemudian teteskan 2-3 tetes larutan amilum lalu titrasi dengan tiosulfat dan catat banyak larutan titrasi yang habis hingga warna biru tua hilang lalu masukkan kedalam rumus.
Pada pengukuran karbondioksida bebas dilakukan dengan mengambil sample air dengan botol BOD kedap gelembung udara, lalu air sample dimasukkan kedalam botol elemeyer sebanyak 100 ml, kemudian tambahkan 3-4 tetes indicator pp selanjutnya ditambahkan natrium karbonat sehingga air berunah warna merah jambu. Kemudian hitung banyaknya natrium karbonat yang habis.
Pada pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan kertas indicator pH yang dicelupkan diperairan selama beberapa saat kemudian tentukan besar pH dengan perbandingan warna kertas dengan tabel warna penentu besar pH.





BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengmatan dan percobaan mengenai kondisi perairan yang dilihat dari perameter fisika dan kimia, dilihat dari kadar oksigen terlarut perairan ini baik untuk untuk tumbuhnya mikroorganisme, tetapi dilihat dari kadar karbondioksida bebasnya, perairan ini kurang baik untuk tumbuhnya mikroorganisme.

5.2 Saran
Sebaiknya laboratorium menyediakan alat dan bahan yang cukup dan layak untuk digunakan. Tidak seperti praktikum minggu lalu yang sebagian bahan rusak sehingga praktikan tidak dapat melihat hasil pengamatan yang pasti.













DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C, 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Aliran Sungai. Gadjah Mada. University Press. Yogyakarta, 618 hal.

Boyd, C. E., 1979. Water Quality Management in Pound Fish Culture. Aquacultural Experiment Station, Auburn University, Auburn, 359 pp.

Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air. Penerbit Kanius. Yogykarta. 258 hal.

Hadikusumah, P.1988. Kondisi Arus Pasang Surut di Perairan Ujung Watu Jepara dalam Proseding Seminar Ekologi Laut dan Pesisir I. Puslitbang LIPI dan Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI).

Jorgensen, S. E. 1980. Lake Management. Pergamon Press. Oxford. 167 p.

Kasry, A., 2002. Diktat Pengantar Perikanan Dan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 136 hal.
Pennak, 1973. Fresh Water Invertebrates of United States. The Ronald Press. New York, 769 pp.
Sidjabat,M.M., 1976. Pengantar Oceanografi, Fakultas Perikanan Institute Pertaniaan Bogor, Bogor.
Sihotang,C. dan Efawani. 2006. Penuntun Praktikum Limnologi. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan UNRI : Pekanbaru. 26 hal.

Sumanjaya, K.,1975. Limnologi. Proyek Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi. Bogor, 95 hal.

Syukur, A., 2002. Kualitas Air dan Struktur Komunitas Phytoplankton di Waduk Uwai. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 51 hal. (tidak diterbitkan).
















LAMPIRAN







Lampiran1. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum



Serbet Tali rafia




Pena Pensil



Penghapus Penggaris




Buku penuntun praktikum Seichi disk



Termometer Kertas indikator


LAPORAN PRAKTIKUM LIMNOLOGI



ANALISIS KUALITAS AIR 1
PARAMETER FIS-KIM








OLEH :

HADRA FI AHLINA
0604113469










LABORATORIUM LIMNOLOGI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2007
KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Limnologi ini dengan baik.
Penulis mengucapkan termakasih kepada dosen Penanggung jawab mata kuliah Limnologi serta para asisten yang telah banyak membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan laporan praktikum ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun mungkin masih banyak kekurangan dan kehilafan didalamnya. Oleh sebab itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat di harapkan penulis demi kesempurnaan laporan ini.


Pekanbaru, 20 November 2007



HADRA FI AHLINA







DAFTAR ISI



Isi Halaman

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR LAMPIRAN iii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan dan manfaat Praktikum 2

II. TINJAUAN PUSTAKA
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat 5
3.2 Bahan dan Alat 5
3.3 Metoda Praktikum 5
3.4 Prosedur Praktikum 5

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil 6
4.2 Pembahasan 7

V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 9
5.2. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN










DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum 12

2 komentar: