Kamis, 18 Juni 2009

BIOPER 5

I. PENDAHULUAAN

1.1. Latar Belakang
Salah satu usaha yang dilakukan untuk memajukan dan mengembangkan perikanan adalah dengan melakukan penelitian tentang umur ikan, dimana penelitian ini merupakan sesuatu yang sangat penting dalam bidang biologi perikanan. Karena data umur ikan yang dihubungkan dengan data yang lainnya dapat berupa data panjang atau berat tubuh dapat memberikan keanekaragaman mengenai umur ikan pada waktu matang gonad untuk pertama kalinya, lama hidup, mortalitas dan pertumbuhan serta reproduksi.
Menurut Effendie (1997) ikan-ikan berumur pendek adalah ikan yang tidak memiliki alat pernafasan tambahan, pergerakan cepat, sedangkan ikan berumur panjang adalah ikan yang tergolong primitif, pergerakan lambat, mempunyai alat pernafasan tambahan, penghuni dasar atau perairan dangkal dan luwes terhadap lingkungan.
Kemampuan untuk mengetahui umur dari suatu individu ikan telah dimulai beberapa ratus tahun yang lalu. Dengan mengetahui umur ikan dan komposisi jumlahnya yang ada atau berhasil hidup dapat diketahui keberhasilan atau kegagalan reproduksi, dan bila umur ikan diketahui dengan tepat maka analisa pertumbuhan ikan dapat dilakukan dengan baik (Effendie, 1997). Meskipun pertumbuhan setiap individu ikan selanjutnya dipengruhi oleh faktor-faktor lingkungnnya.
Penentuan umur suatu individu ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu : (1) Cara langsung, cara ini hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan budidaya, (2) Cara tidak langsung yaitu pada individu spesies ikan yang masih hidup diperairan alami. Penentuan umur ikan secara tidak langsung dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu : (1) Dengan mempelajari tanda-tanda tahunan (Annulus) atau harian (Sirkulus) pada bagian-bagian tubuh yang keras, (2) Metoda prekuensi panjang (metoda petersen) yaitu melalui pengukuran panjang tubuh ikan, metoda ini biasanya diterapkan pada individu-individu spesies ikan yang hidup didaerah tropis (Pulungan, 2006)
Metoda penentuan umur dengan memperhatikan tanda-tanda tahunan pada bagian tubuh yang keras ini selalu dilakukan pada daerah subtropis (4 musim). Karena ikan-ikan yang hidup didaerah subtropis sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungannya, dimana pada musim dingin pertumbuhan tubuh ikan hampir terhenti atau lambat sama sekali. Sehingga mempengaruhi pertumbuhan pada sisik, vertebrae, tulang, operculum, duri sirip dan tulang otolith yang menyebabkan terbentuknya susunan sirkulasi yang sangat rapat dan akhirnya membentuk annulus.
Pada ikan di daerah tropis walaupun mengalami hidup di dua musim, kenyataannya suhu lingkungan sekitar tidak begitu mempengaruhi pertumbuhan sirkulasi pada bagian tubuh yang keras. Jadi tanda tahunan dari hasil susunan sirkuli yang rapat tidak begitu nyata bentuknya. Penentuan umur ikan yang mungin untuk dipraktekkan saat ini adalah dengan menggunakan metode frekwensi panjang (metode petersen) yang tergantung pada sifat reproduksi dan pertumbuhan ikan.
Oleh karena itulah mahasiswa perikanan diwajibkan untuk mengikuti praktikum tentang penentuan umur ikan ini.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum Penentuan Umur Ikan ini adalah untuk mengetahui perkiraan umur ikan Selar (Caranx leptolepis) dengan melihat tulang otolith yang ada dibagian kepala ikan.
Manfaat yang di dapat adalah dapat mempelajari bagaimana proses bertambahnya umur ikan dengan melihat pada tulang otolithnya.












II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan selar tergolong kedalam kelas Osteichtyes, subordo Percomorphi, sub ordo Percoidea, Divisi Perciformes, famili Carangidae, genus Caranx dan spesies Caranx leptolepis (Saanin, 1984)




Gambar 1. Morfologi Ikan Selar (Caranx leptolepis)
Ikan Selar Kuning tergolong ikan pelagis yang suka bergerombol (schooling) ikan ini berkerabat dengan ikan pelagis lainnya seperti golongan famili scombridae, clupeidae dan golongan ikan pelagis lainnya. Ikan Selar Kuning hampir serupa dengan ikan selar biasa dan selar mata besar yang menjadi ciri khas dari ikan ini adalah garis pewarnaan yang berwarna kekuningan mulai dari bagian abdominal sampai pada bagian batang ekor.
Pada bagian otak ikan ini terdapat tulang otholit yang mampu merekam segala aktivitas kejadian yang dialami oleh ikan ini semasa hidupnya. Suku besar ikan yang terutama hidup di laut dikenal dengan nama kuweh, angara atau selar. Hidup di laut kawasan sedang dan tropis. Bentuk badannya bervariasi tetapi kebanyakan memiliki barisan sisik berduri sepanjang batang ekor (Kottelat et al, 1993). Menurut (Djuhanda, 1981), ikan selar tergolong kedalam keluarga carangidae. Tubuh dari ikan ini bentuknya ada yang sedikit gepeng, ada yang lonjong dan ada juga yang tinggi.
Umur merupakan salah satu penduga terbaik dalam menentukan tingkat pertumbuhan relatif pada ikan, walaupun pertumbuhan sebenarnya sangat dipengruhi oleh faktor-faktor lingkungan (Moyle dan Cech, 1988).
Selanjutnya Effendie (1992) menjelaskan tanda tahunan pada tubuh ikan tercatat pada sisik, tulang oprculum, duri sirip punggung atau dada, tulang punggung otolith (batu telinga). Hoffbaur (dalam Effendie, 1992) juga menerangkan bahwa tanda tahunan yang terdapat pada sisik dikenal dengan annulus.
Otolith terbentuk dari kalsium karbonat yang mengeras didalam saluran kanal dari sirkulasi pada tulang ikan yang menonjol, berperan membantu dalam keseimbangan dan menanggapi bunyi (Victor, 1982).
Sebagian diatom berbeda nyata pada diatom morfologi otolith yang terjadi diantara ikan-ikan bertulang sejati yang memberi kesan bahwa otolith ini mempunyai peranan penting untuk pendengaran. Otolith terutama tambahan dari kristalisasi kalsium karbonat, dalm bentuk magnetik dan berserabut. Kolagen yang mempunyai protein otoline (Morals.nin, 1992)
Pertumbuhan otolith mempunyai permukaan dan endapan material, suatu proses yang berhubungan dengan masa peredarannya bergantung pada laju dalam metabolisme kalsium dan pada asam amino sintesis. Hasil tersebut merupakan formasi tambahan dari pertumbuhan harian dalam otolith tersebut, tersususn secara kontingen atau penambahan unit dan suatu unit pengawasan (Morales.nin, 1992).
Penelitian tentang umur dari suatu individu ikan yang berasal dari perairan sudah dilakukan sekitar 100 tahun yang lalu (Ricker dalam Pulungan, 2006). Untuk menentukan umur suatu individu ikan maka kita dapat juga melihat pada bagian-bagian tubuh yang keras. Bagian-bagian tubuh yang keras untuk pembacaan umur suatu individu ikan tersebut menurut (Lagler et al dalam Pulungan, 2006) yaitu sisik kunci, tulang vertebrae, tulang operculum, pangkal duri sirip dada, dan tulang otholit.
Sisik kunci pada ikan bersisik cycloid terletak di atas garis linea lateralis 3 baris sisik di depan pangkal dasar sirip punggung bagian depan dan pada ikan bersisik ctenoid terletak di bawah garis linea lateralis di belakang ujung dasar sirip dada. Arah ke posterior tubuh. Tulang otholit terletak di bawah otak, berjumlah sepasang.



III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum mata kuliah Biologi Perikanan dilaksanakan pada hari Selasa, 28 November 2006 pukul 14.00 – 17.00 wib. Bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.

3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan Selar (Caranx leptolepis) yang dibeli di Pasar Kodim, Pekanbaru.
Sedangkan alat yang digunakan sewaktu praktikum ini adalah jarum untuk mengambil tulang otolith ikan yang menjadi objek praktikum, nampan sebagai tempat untuk meletakkan ikan tersebut, mikroskop untuk mengamati bentuk dan annulusnya, pisau untuk memotong ikan, serta serbet dan alat tulis.

3.3 Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum yang dilakukan yaitu dengan pengamatan secara langsung terhadap objek praktikum dengan menggunakan mikroskop dalam mengamatinya dan mencatat seluruh hasil yang diperoleh.

3.4 Prosedur Praktikum
Melakukan pengamatan dengan mengiris bagian kepala ikan Selar (Caranx leptolepis) tersebut, kemudian mengambil tulang otolithnya. Lalu diamati dengan menggunakan mikroskop, kemudian data yang diperoleh dijadikan laporan sementara




IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Tabel 1. Ukuran Morphometrik
No. TL SL HdL BdH FL
1. 180 150 45 55 160
2. 190 155 43 50 170
3. 195 160 45 45 165



Gambar 2. Otolith Ikan Selar (Selaroides leptolepis)
Perhitungan berat otolith ikan Caranx leptolepis:
1) Kanan = 0,0001g
Kiri = 0,0009 g


4.2. Pembahasan
Dalam praktikum penentuan umur ikan ini, sampel yang digunakan dengan mengambil tulang otolith yang terletak dibagian dalam kepala ikan. Perhitungan umur ikan ini harus dapat dikatakan kurang berhasil dikarenakan garis-garis annulusnya kurang jelas dan terlalu rapat sehingga hanya dapat dibuat gambar otolithnya saja.
Panjang baku dihubungkan dengan panjang otolith, karena setiap pertambahan panjang baku maka panjang kepala akan bertambah sehingga pertumbuhan otolith akan bertambah juga. Tanda tahunan pada otolith ada yang dapat dibaca langsung dibawah mikroskop tetapi kebanyakan tidak, melainkan harus meratakan permukaan agar dapat dilihat dengan hasil yang baik.
Tanda tahunan terjadi karena adanya kelambatan pertumbuhan yang disebabkan oleh musim dingin atau kekurangan makanan atau faktor lain (Effendie, 1997)
Menurut Saanin (1984), karena satu jenis ikan berbeda besarnya disebabkan karena lebih umur atau keadaan tempat hidupnya, maka tidaklah mungkin memberikan ukuran bagian-bagian ikan sebagai tanda untuk identifikasi dalam ukuran mutlak; misalnya cm yang merupakan ukuran dalam mengidentifikasi. Kiemudian Effendie (1997) mengatakan pengukuran waktu yang baik sehubungan dengan pertumbuhan pada ikan adalah umur ikan tersebut. Bila umur ikan diketahui dengan tepat maka analisa pertumbuhan dapat dilkakukan dengan baik.
Cara lain untuk menentukan umur ikan dengan menggunakan metode Petersen yaitu dengan menggunakan frekuensi panjang ikan. Ikan mempunyai satu umur tersendiri membentuk suatu distribusi normal. Sektor panjang rata-ratanya, bila frekuensi panjang tersebut digambarkan dengan grafik akan membentuk beberapa puncak. Puncak inilah yang dipakai tanda kelompok umur ikan. Untuk ikan yang lain masa pemijahan panjang menyebabkan terdapat pertumpuan ukur dari umur yang berbeda.








V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dalam menentukan umur individu ikan dapat diamati berdasarkan tanda-tanda tahunan (Annulus) yang dimiliki oleh ikan tersebut. Dengan mengamati sisik kunci, tulang vertebrae, tulang operculum, duri sirip dan tulang otolith.
Dari hasil yang termudah untuk mengetahui berapa umur suatu spesies ikan dapat dilihat dari lingkaran harian atau tahunan yang terdapat pada tulang otolith.
Pertumbuhan tulang otolith melalui permukaan dan endapan material suatu proses yang berhubungan dengan massa. Otolith tersusun dari kontraksi kalsium karbonat dalam bentuk organic dan berserat, kolagen yang menyerupai protein otolith.

5.2. Saran
Selama berlangsungnya praktikum hendaknya para praktikan melaksanakan tugasnya dengan tertib dan serius serta dapat menjaga kebersihan dari ruangan yang dipergunakan sebagai tempat praktikum yang mana nantinya akan dapat menambah semangat dari praktikan itu sendiri untuk melaksanakan tugasnya dan praktikum pun dapat berjalan dengan lancar dan efesien.












DAFTAR PUSTAKA

Djuhanda, T., 1981. Dunia Ikan. Armico. 191 hal.

Effendie, M. I. 1992. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Agro media, Fakultas Perikanan IPB. 112 hal .

Effendie, M. I. 1997. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta. 163 hal .

Kottelat, M., et al. 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi (Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition Limited. Munich. Germany. 293 hal.

Lagler, K. F et al. 1970. Freshwater Fishery Biology. W. M. C. Brown Company Publisher, Dubuque Iowa. 421 pp.

Morales. NIN, B., 1992. Determination of Growth in Bony fisher from Otolith Microstructure. FAO Fisheries Tehnical Paper. 110.332, Rome 51 page.

Moyle, P.B. and J.J. Cech, 1998. Fisher and Introduction to Ichthyology edition. Practise Hall, Englewood Cerffa, New Jersey. 55 page.

Pulungan, C. P., et al. 2006. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Univesitas Riau. Pekanbaru. 80 hal. (tidak diterbitkan. Hanya untuk kalangan sendiri).

Ricker, W. E. 1971. Methods for Assesment of Fish Production in Freshwater. Blackwell Scientific Publication. Oxford and Edinberg.


Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta. Jakarta. 520 hal

Victor, B.C., 1982. Daily Otolith Increments and Recruitment in Two Coral-Reef Wrasses. Thalassoma bifasciatum and Halichoeres bivittalus. Marine Biology (71); 203-208.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar