Kamis, 18 Juni 2009

LAP. BAHAN BAKU IKAN

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat pada berbagai tingkat umur akan pentingnya kesehatan, meningkat pula kebutuhan akan asupan nutrisi seperti vitamin, mineral, serat, dan asam lemak.
Sebagai refleksi dari kecenderungan tersebut, meningkat pula di dipasaran jenis produk baru dan produk-produk hasil pengembangan maupun produk-produk suplemen nutrisi. Produk-produk ini mengandung bahan-bahan tambahan yang memiliki pengaruh terhadap peningkatan kesehatan, sebagai contoh; produk sereal yang ditambahkan dengan vitamin dan mineral, roti dengan tambahan serat dan susu bayi dengan bahan tambahan asam amino dan asam linoleat.
Jenis nutrien baru yang terbukti mempunyai manfaat tinggi bagi manusia adalah asam lemak tak jenuh ganda berantai panjang omega-3 yang berasal dari ikan laut. Telah dipasaran produk-produk yang diperkaya dengan minyak ikan yang didukung dengan hasil penelitian mengenai kegunaan asam lemak bagi kesehatan.
Minyak ikan sangat mudah teroksidasi oleh karena banyaknya ikatan rangkap pada gugus rantai asam lemaknya. Hal ini berarti bahwa harus diberikan perhatian yang lebih apabila minyak ikan ditambahkan pada produk makanan, jika tidak akan menyebabkan timbulnya bau atau rasa yang tidak enak dan senyawa-senyawa hasil oksidasi yang berpengaruh buruk bagi kesehatan. Mikroenkapsulasi terhadap minyak ikan akan menghilangkan kendala-kendala tersebut yang memungkinkan para produsen makanan memasukkan minyak ikan bagi peningkatan nilai tambah produk tampak adanya perubahan penampakkan dan usia simpan produk.
Hasil samping olahan dari industri produk perikanan cukup beragam, tetapi
secara garis besar dapat dibedakan atas hasil samping dalam bentuk cair dan hasil samping dalam bentuk padat. Salah satu hasil samping olahan dalam bentuk cair adalah minyak ikan. Minyak ikan merupakan hasil samping dari pengolahan ikan kaleng dan tepung ikan.
Minyak ikan tersebut dapat ditingkatkan mutunya agar layak dikonsumsi manusia dengan memurnikannya menggunakan metoda alkali. Minyak ikan memiliki nilai manfaat kesehatan/pengobatan dan gizi. Dengan demikian, minyak ikan dapat dimanfaatkan untuk keperluan industri farmasi dan pangan
Masyarakat Indonesia termasuk bangsa yang sedikit mengkonsumsi ikan atau hasil olahannya. Saat ini tingkat konsumsi ikan nasional hanya 19 kg/kapita/tahun, lebih rendah dari Vietnam maupun Malaysia yang tingkat konsumsinya mencapai 33 kg/kapita/tahun. Tahun depan diupayakan tercapai target konsumsi 23kg/kapita/tahun.
Salah satu kemungkinan penyebab rendahnya tingkat konsumsi itu adalah minimnya keragaman hasil olahan ikan yang memiliki daya tarik bagi konsumen lintas usia, suku, dan tingkat sosial. Disamping dipasarkan dalam bentuk segar, ikan juga dipasarkan dalam bentuk produk olahan.
Produk olahan ikan khas Indonesia yang telah terindustrialisasi dengan mapan saat ini tercatat meliputi kerupuk, ikan asin, terasi, pindang, peda, minyak ikan dan beberapa yang lain, yang daya tariknya bagi konsumen anak-anak relatif rendah. Barangkali diantara produk tersebut hanya kerupuk yang mudah diterima konsumen anak-anak. Dengan introduksi produk nugget, ikan mulai luas dikonsumsi masyarakat konsumen.
1.2 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mempelajari, pengertian, cara pembuatan, manfaat, tantangan, dan strategi pengembangan industri pengolahan minyak ikan khususnya di Indonesia






BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA


Minyak ikan dapat diolah menjadi kapsul konsentrat asam lemak omega-3. Dengan teknik mikroenkapsulasi, minyak ikan dapat diproses menjadi tepung minyak ikan yang memudahkan di dalam penanganan, penyimpanan dan pemanfaatannya (Irianto dan Giyatmi, 2003).
Tepung minyak ikan digunakan sebagai ingredien pada berbagai produk makanan, seperti roti, makanan bayi, soup, fruit/health bars dan frozen pizza (Andersen, 1995), serta susu untuk ibu hamil.
Pemanfaatan minyak ikan di dalam industri pangan dengan tujuan untuk pengganti fungsi minyak nabati/lemak hewani dan memperkaya nilai gizi makanan
dalam rangka mendapatkan makanan sehat. Untuk maksud tersebut, minyak ikan dikembangkan pemakaiannya pada produk margarine dan table spread, hard fat, shortening, pastry fat, adonan biskuit, lemak dan emulsi untuk roti, adonan roti, minyak goreng, biscuit filling, minyak salad/sayur, emulsifier, fish spread, peanut butter, mayonaise, coleslaw, yoghurt, salami dan sosis (Bimbo, 1989; Barlow et al 1990)
Selain dari badan ikan, minyak ikan juga dapat dihasilkan dari organ hati ikan,
terutama hati ikan hiu. Minyak hati ikan hiu, di samping memiliki kandungan skualen
yang tinggi juga dapat dipakai sebagai sumber vitamin A dan D yang banyak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan vitamin manusia
Minyak ikan termasuk senyawa lipida yang bersifat tidak larut dalam air (Winarno, 1995 dalam Purbosari, 1999).
Minyak ikan ini dibagi dalam dua golongan, yaitu minyak hati ikan (fish liver oil) yang terutama dimanfaatkan sebagai sumber vitamin A dan D, dan golongan lainnya adalah minyak tubuh ikan (body oil) seperti halnya minyak ikan lemuru (Moeljanto,1982)
Minyak ikan lemuru mengandung asam lemak berikatan rangkap, misalnya Eicosa Pentanoat Acid (EPA), dan Deocosa Hexaenoat Acid (DHA), dengan nama populernya asam lemak omega-3( Purbosari, 1999).
Sifat minyak ikan yang telah dimurnikan secara organoleptik, yaitu cairan yang berwarna kuning muda, jernih dan berbau khas minyak ikan. Sifat fisiknya berbentuk cair dengan berat jenis sekitar 0,92 gr/ml dan sifatnya yaitu angka iod lebih dari 65 gr/100 gr, angka penyabunaan 185-195 mg/gr, asam lemak bebas 0,1-13 %, dan angka tidak tersabunkan 0,5-2,0 mg/gr.(Murtini et al., 1992 dalam Purbosari, 1999).
Minyak ikan yang diperoleh sebagai hasil samping dari pengolahan tepung ikan dan ikan kaleng sering banyak mengandung banyak kotoran. kotoran pada minyak ikan dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu pertama adalah kotoran yang tidak larut dalam minyak (kotoran fisik, air dan protein), kedua adalah kotoran yang berbentuk susupensi koloid dalam minyak (fosfatida dan karbohidrat) dan ketiga adalah kotoran yang terlarut dalam (asam lemak bebas, pigmen, mono dan digliserida, senyawa hasil oksidasi, logam dan bahan-bahan yang tak tersabunkan (Irianto,2002).
Menurut Kayama (1990), asam lemak tidak jenuh pada minyak ikan umumnya mempunyai panjang rantai karbon antara C12 (lauric acid) sampai C24 (lignoceric acid) dan pada beberapa minyak ikan didapat sedikit C8 dan C10. Panjang rantai karbon asam lemak tak jenuh umumnya berkisar antara C14 sampai C22.
Secara keseluruhan, komposisi utama minyak ikan adalah trigliserida, sedangkan komposisi lainnya adalah fosfolipida, lemak dengan group eter dan wax ester (Singh dan Chandra, 1988).
Senyawa lain yang terdapat pada minyak ikan adalah sterol, vitamin dan pigmen (Standsby, 1982).










BAB. III. PEMBAHASAN


3.1. Pengertian minyak ikan

Minyak ikan adalah salah satu zat gizi yang mengandung asam lemak kaya manfaat itu, karena mengandung sekitar 25% asam lemak jenuh dan 75% asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated fatty acid/PUFA ) di dalamnya akan membantu proses tumbuh-kembang otak (kecerdasan), serta perkembangan indera penglihatan dan sistem kekebalan tubuh bayi dan balita.
Minyak ikan sangat berbeda dengan minyak lainnya, yang dicirikan dengan : variasi asam lemaknya lebih tinggi dibandingkan dengan minyak atau lemak lainnya, jumlah asam lemaknya lebih banyak, panjang rantai karbon mencapai 20 atau 22, lebih banyak mengandung jenis asam lemak tak jenuh jamak (ikatan rangkap sampai dengan 5 dan 6), dan lebih banyak mengandung jenis omega-3 dibandingkan dengan omega-6.
Walaupun tergolong keluarga minyak-minyakan, minyak ikan bukan untuk menggoreng namun merupakan “makanan” tambahan sumber zat gizi. Bahkan, minyak ikan termasuk bahan makanan sumber lemak yang rendah kolesterol, sehingga para ahli gizi dan kesehatan sepakat untuk memberikan label “aman” untuk dikonsumsi oleh bayi, balita, maupun orang dewasa.
Minyak ikan sangat mudah teroksidasi oleh karena banyaknya ikatan rangkap pada gugus rantai asam lemaknya. Hal ini berarti bahwa harus diberikan perhatian yang lebih apabila minyak ikan ditambahkan pada produk makanan, jika tidak akan menyebabkan timbulnya bau atau rasa yang tidak enak dan senyawa-senyawa hasil oksidasi yang berpengaruh buruk bagi kesehatan. Perlakuan terhadap minyak ikan yang dapat menghilangkan kendala-kendala tersebut yang memungkinkan para produsen makanan memasukkan minyak ikan bagi peningkatan nilai tambah produk tampak adanya perubahan penampakkan dan usia simpan produk
Asam lemak yang berasal dari ikan pada prinsipnya ada 3 jenis yaitu jenuh, tidak jenuh tunggal dan tidak jenuh jamak. Asam lemak tak jenuh tunggal mengandung satu ikatan rangkap dan asam lemak tak jenuh jamak mengandung banyak ikatan rangkap per molekul.
Minyak ikan juga mengandung vitamin A dan D –dua jenis vitamin yang larut dalam lemak– dalam jumlah tinggi. Manfaat vitamin A membantu proses perkembangan mata, sementara vitamin D untuk proses pertumbuhan dan pembentukan tulang yang kuat. Nah, kadar kedua vitamin ini dalam tubuh ikan akan meningkat sejalan dengan bertambah umurnya.
Minyak ikan mempunyai pengaruh yang lebih cepat dibanding dengan makan ikan. Namun demikian, beberapa manfaat makan ikan terhadap beberapa penyakit tidak dapat diperoleh dengan mengkonsumsi minyak ikan. Bagi penderita tekanan darah tinggi misalnya, akan lebih berman-faat makan ikan daripada minyak ikan karena penurunan tekanan darah disebab¬kan oleh tingginya proporsi DHA dan EPA. Ikan lebih banyak mengandung DHA dan EPA dibandingkan minyak ikan
Berbeda dengan golongan minyak yang lain, minyak yang berasal dari suplemen minyak ikan tidak digunakan untuk menggoreng makanan melainkan merupakan asupan minyak essential yang mengandung banyak nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.


3.2. Proses pembuatan minyak ikan

Minyak ikan diperoleh dengan cara ekstraki. Ekstraksi minyak adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan. Cara ekstraksi yang biasa dilakukan, yaitu metode ekstraksi dengan aseton, metode ekstraksi dengan hidrolisa, metode Dry Rendering, metode Wet Rendering dan ekstraksi dengan silase.
Pada praktikum minyak ikan dilakukan metode Wet Rendering, yaitu proses yang umumnya digunakan untuk membuat tepung ikan. Tahap proses ini meliputi kombinasi pemasakan dan pengeringan dengan mengguanakan uap panas pada keadaan hampa. Pengadukan secara lambat dilakukan selama pengeringan tepung ikan dan dilakukan pengepresan untuk memisahkan tepung dan minyak ikan.
Bahan baku industri minyak ikan adalah minyak ikan dari ikan-ikan pelagis dengan kadar lemak yang tinggi. Sumber minyak ikan tersebut dapat dari :
a. Hasil ekstraksi yang khusus untuk diambil minyaknya
b. Hasil ekstraksi dari pengolahan tepung ikan
c. Hasil samping dari pengolahan ikan kaleng
Ketiga sumber pasokan tersebut dapat digunakan namun akan mempengaruhi kepada mutu minyak, harga bahan baku, dan jumlah ketersediaan pasokan. Untuk menanggulangi kemungkinan kekurangan pasokan bahan baku maka perhitungan jumlah ketersediaan pasokan tidak hanya berasal dari domestik tetapi juga berasal dari luar negeri (import).
Penanganan Bahan Mentah Ikan setelah ditangkap, diambil hatinya, cuci dengan air laut, kemudian masukkan kedalam kantong plastik. Kantong-kantong plastik itu kemudian dimasukkan kedalam peti berinsulasi dan dies dengan menggunakan es hancuran yang perbandingannya 1 : 1.
Pengesan ini dilakukan selama penangkapan hingga saat hati ikan tersehut diekstraksi minyaknya.Untuk memperoleh minyak, maka dilakukan ekstraksi dengan mencampur hati cucut botol dengan asam formiat teknis sebanyak 1% dari berat hati cucut botol (proses silase). Setelah 3 hail proses silase, kemudian dilakukan penyaringan hasil silase melalui kain blacu untuk memperoleh minyak kasar.
Setelah itu dilakukan pemurniaan minyak ikan. Tahapan-tahapan pemurnian minyak ikan, yaitu
a. Penyaringan,
b. Degumming,
c. Nertlasisasi,
d. Pemisahan sabun,
e. Pemucatan dan Deodorisasi
Tujuan dari pemurnian minyak ikan adalah untuk menghilangkan rasa dan bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik, dan memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi dan digunakan sebagi bahan mentah dalam industri. Kualitas minyak ikan yang dihasilkan pada proses pemurnian tergantung pada cara penyimpanan dan penanganan ikan sebelum dimurnikan
Pada tahap penyaringan, minyak ikan yang diperoleh sebagai hasil damping pengolahan tepung ikan atau ikan kaleng disaring terlebih dahulu dengan penyaring kawat untuk memisahkan kotoran-kotoran visual seperti sisa daging dan gumpalan protein. Minyak yang telah bebas dari kotoran visual ditentukan kandungan asam lemak bebasnya (free fatty acid/FFA).
Deguming merupakan proses pemisahan getah dan lender yang terdiri Dri fosfatida, protein, residu karbohidrat, air, dan resin tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak
Degumming dilakukan dengan penambahan NaCl 8% kedalam minyak ikan pada suhu 60oC selama 15 menit. Larutan NaCl yang ditambahkan sebanyak 40% dari volume minyak yang dimurnikan dan selama degumming dilakukan pengadukan atau proeses degumming juga dapat dilakukan dengan menambahkan NaOH 2-3% air atau larutan NaCl, atau menambahkan larutan firofosfatida pada minyak, kemudian disentrifugas pada suhu 30-50oC. Getah fosfatida akan terpidahkan pada sentrifuse sebanyak 3,5% dari minyak asal.
Netralisasi adalah suatu prosesuntuk memisahkan asam lemak bebas dari mynak atau lemak dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun (soap stoc)
Netralisasi dilakukan dengan menambahkan larutan NaOH 1N ke dalam minyak yang sudah mengalami proses degumming. LArutan NaOH 1N ditambahkan dalam minyak ikan pada suhu 60oC selama 15 menit. Jumlah NaOH yang ditambahkan ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
%NaOH = %FFA x 0,142
Sedangkan menurut Windsor dan Barlow (1981) dalam Purbosari (1999), proses netralisasi dilakukan dengan menambahkan larutan alkali atau pereaksi lainnya untuk membebaskan asm lemak bebas dengan mempentuksabun dan membantuk mengkoagulasikan bahan-bahan yang tidak diiingainkan.
Penambahan larutan alkali ke dalam minyak mentah akan menyebabkan reaksi kimia maupun fisik (Stansbay, 1990 ) yaitu :

a. Alkali akan bereaksi denag asam lemak bebas dan membantu sabun.
b. Gum menyerap air dan menggumpal melaliu reksi hidrasi.
c. Bahan-bahan warna terdegradasi, terserap oleh gum atau larutan oleh alkali.
d. Bahan-bahan yang tidak terlatur yang terdapat dalam minyak akan menggumpal.
Faktor –faktor yang mempengaruhi proses netralisasi adalah konsentrasi alkali, suhu, pengadukan dan pencucian.
Selanjutnya minyak yang telah dinetralkan dibiarkan beberapa saat supaya terjadi pemisahan sabun yang terbentuk. Lapisan sabun berada pada lapisan bawah dan lapisan minyak pada bagian bawah. Kemudian sabun tersebut diambil. Untuk menghilangkan sabun-sabun yang masih tersisa, pada minyak ikan ditambahkan air panas sambil diaduk dan kemudian dibiarkan supaya terjadi pemisahan minyak dan air. Setelah itu air yang terpisah dibuang (Irianto, 2002).
Pemucatan ialah suatu proses pemurnian minyak yang bertujuan untuk menghilangkan atau memucatkan warna yang tidak disukai dan menghilangkan getah (gum) yang ada dalam minyak (Windsor dan Barlow, 1981 dalam Charita, 1995). Pemucatan dilakukan dengan penambahan adsorben, umumnya dilakukan dalam ketele yang dilengkapi dengan pipa uap dan alat penghampa udara. Minyak dipanaskan pada suhu 105oC selam 1 jam. Adsorban ditambahkan saat minyak mencapai suhu 70-80 oC sebanyak 1-1,5% dari berat minyak. Selain warna, diserap pula suspensi koloid dan hasil degradasi minyak seperti peroksida (Irianto, 2002). Faktor yang mempengaruhi pemucatan adalah suhu, waktu, tekanan.
Deodorasai adalah suatu tahap proses pemurnian minyakyang bertujuan untuk menghilankan bau dan rasa yang tidak enak dalam minyak. Prinsip proses deodorasi, yaitu penyulinagan minyak dengan uap panas pada tekana atamosfer atau keadaan hampa.
Proses deodorasi dilakukan dengan cara memompa minyak ke dalam ketelen deodorasi. Kemudian minyak tersebut dipanaskan pada suhu 200-250 oC pada tekanan 1 atmosfer dan selanjutnya pada tekanan rendah (kursng lebih 10 mmHg), sambil dialiri uap panas selama 4-6 jam untuk mengankut senyawa yang dapat menguap.
Setelah proses deodorisasi selesai, minyak ikan kemudian didinginkan sehingga suhu menjadi kurang lebih 84 oC dan selanjutnya minyak ikan dikeluarkan (Irianto,2002).

3.3. Manfaat dan Peranan Minyak Ikan


Setelah mengetahui ikan mempunyai kandungan gizi sangat banyak, maka ikan perlu diperhitungkan sebagai sumber zat gizi yang penting. Pola kebiasaan makan ikan seperti pada masyarakat Eskimo dan Jepang memberi petunjuk kuat atas sangat rendahnya kejadian penyakit jantung dan penyakit degeneratif lainnya pada masyarakat tersebut
Kebiasaan mengonsumsi minyak ikan menurut hasil beberapa penelitian memang memiliki khasiat bagi kesehatan khususnya jantung. Namun, ternyata tak hanya itu, mengonsumsi minyak yang kaya akan kandungan asam lemak omega-3 itu juga mampu membantu menghindari resiko gangguan penglihatan.
Minyak ikan merupakan asupan yang mengandung banyak nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Suplemen minyak ikan biasanya berasal dari ikan laut perairan dalam dan dingin yang diekstrak dari jaringan hati ikan
Seperti dalam edisi terbaru jurnal The Annals of Ophthalmology, tinjauan riset para ahli Australia menyatakan bahwa omega-3 dapat menekan risiko seseorang menderita gangguan penglihatan degeneratif yang disebut age-related macular degeneration (AMD) hingga 30 persen lebih. Namun demikian, para peneliti sama sekali tidak menganjurkan setiap orang untuk banyak mengonsumsi omega-3 jika hanya ingin terhindar dari ancaman tersebut. Para ahli dari Universitas Melbourne mencoba membuat tinjauan atas hasil sembilan penelitian mengenai kaitan omega-3 dan AMD. Sembilan riset ini secara total melibatkan 88.974 partisipan dan lebih dari 3.000 diantaranya mengidap AMD. Hasil tinjauan tersebut menyimpulkan bahwa mengonsumsi ikan sekurangnya dua kali dalam satu pekan berpotensi menurunkan risiko menderita AMD.
Sejumlah riset selama ini juga sering menghubungkan asam lemak omega-3 dengan beragam manfaat kesehatan. Salah satu yang paling signifikan adalah rekomendasi penelitian bahwa omega-3 dapat membantu penderita sakit jantung. Berdasar riset, konsumsi suplemen minyak ikan secara teratur mampu menurunan ketidakstabilan elektris pada jantung, khususnya pada pasien yang mengidap kelainan detak atau ritme jantung.
Minyak ikan mempunyai konsentrasi kandungan omega-3 yang lebih tinggi dibanding ikan utuh, sehingga dapat dijadikan pilihan alternatif khususnya bagi orang yang bermasalah untuk makan ikan atau orang yang memerlukan asupan omega-3 dalam jumlah banyak. Sebagai contoh, untuk memperoleh efek omega 3 dalam menurunkan konsentrasi triglyceride (lemak dalam darah), mengurangi resiko denyut jantung yang tidak normal dan mengoreksi depresi diperlukan asupan omega 3 dalam jumlah tertentu. Untuk memperoleh efek tersebut diatas, sebagian orang harus makan ikan setara 2 - 3 kali dengan 100 gram per sekali makan dalam sehari atau sekitar 6-9 gram minyak ikan per hari (rata rata 100 gram ikan mengandung minyak ikan sekitar 3 gram).
Omega 3 yang terdapat pada ikan mencegah penyakit jantung dan penyakit degeneratif lainnya. Bahkan ada indikasi masyarakat yang gemar mengkonsumsi ikan memiliki umur harapan hidup rata-rata lebih panjang daripada masyarakat yang kurang mengkonsumsi ikan.
Secara sederhana dapat dijelaskan, karakteristiknya yang unik menyebabkan omega 3 mampu mencegah dan mengurangi penumpukan kolesterol dan melekatnya bintik-bintik darah pada dinding pembuluh darah yang merupakan sebab utama timbulnya serangan jantung dan stroke yang mematikan.
Omega 3 selain bisa menurunkan kadar kolesterol darah juga bisa mengatasi beban penderita penyakit asma, rematik, penyakit kulit, komplikasi diabetes dan kanker payudara.
Bahkan pertumbuhan sel otak manusia sangat tergantung pada kadar omega 3 secara cukup sejak bayi dalam kandungan sampai balita. Bila pada masa tersebut cukup tersedia omega 3 maka anak tersebut akan tumbuh dengan potensi kecerdasan maksimal. Karena alasan itu, sejak ibu hamil perlu mengkonsumsi ikan dalam jumlah cukup sampai bayi yang dikandungnya lahir.
Namun, minyak ikan mempunyai kelebihan dan keunikan terutama pada kasus kadar lemak darah tinggi yaitu bisa menurunkan lemak darah tersebut. Selain ikan bermanfaat untuk kesehatan jantung, ikan juga mengandung kalori rendah sehingga bagi orang-orang yang sedang mengikuti program diet penurunan berat badan mengkonsumsi ikan bermanfaat ganda asal diolah dengan sedikit lemak.
Selain manfaat ikan untuk kesehatan, perlu diketahui pula kandungan histamin pada jenis ikan seperti tongkol, kembung, cakalang, dan tuna secara alami yang bisa menyebabkan keracunan. Keracunan itu tidak hanya disebabkan oleh kelompok ikan yang secara alami sudah mengandung histamin tetapi juga bisa disebabkan oleh ikan lain yang kurang segar mutunya. Makin tinggi tingkat kerusakan ikan, makin banyak histamin yang terbentuk pada ikan. Konsumsi histamin dalam jumlah rendah (8-10 mg) tidak membahayakan.
Gejala keracunan akan timbul apabila mengkonsumsi 70 sampai 1000 mg histamin. Gejala keracunan yang tampak adalah muntah-muntah, bibir bengkak, sakit kepala, mual, muka kemerah-merahan, gatal-gatal, dan badan lemas. Meskipun histamin bisa membuat keracunan, namun belum ada kejadian keracunan bisa mematikan. Karena itu perlu upaya makan ikan yang kesegarannya terjamin.
Jangan disamakan alergi terhadap ikan dengan keracunan oleh ikan karena munculnya gejala yang sama. Keracunan bisa dihindari tetapi alergi tidak bisa dihindari. Karena itu biasanya orang yang alergi ikan setelah makan ikan menelan pil antihistamin supaya tidak ada reaksi alergi. Untuk menghindari keracunan ikan, belilah ikan yang segar, segera buang isi perut sebelum diolah dan bila tidak segera dikonsumsi simpan di freezer.
Secara keseluruhan protein, vitamin, mineral dan asam lemak omega-3 yang dikandung dalam ikan mempunyai peran dalam kesehatan tubuh manusia baik di bagian otak, mata, jantung, paru-paru, otot, pencernaan, kulit maupun persendian









BAB. IV KESIMPULAN

Suplemen minyak ikan biasanya berasal dari ikan laut perairan dalam dan dingin yang diekstrak dari jaringan hati ikan. Suplemen minyak ikan adalah salah satu zat gizi yang mengandung asam lemak kaya manfaat seperti Omega 3 (EPA & DHA), Vit A dan Vit D. Salah satu sumber DHA & EPA ALAMI adalah suplemen minyak ikan dari hati ikan cod atau sering disebut Cod Liver Oil.
Minyak ikan diperoleh dengan cara ekstraki. Ekstraksi minyak adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan. Kemudian dilakukan pemurnian minyak ikan, yaitu penyaringan, degumming, nertlasisasi, pemisahan sabun, pemucatan dan deodorisasi. Tujuan dari pemurnian minyak ikan adalah untuk menghilangkan rasa dan bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik, dan memperpanjang masa simpan minyak
Manfaat makan ikan antara lain menurunkan kadar kolesterol darah, menurunkan kadar trigliserida darah, meningkatkan kecerdasan anak dan meningkatkan kemampuan akademik, menurunkan risiko kematian karena penyakit jantung, mengurangi gejala rematik, dan menurunkan aktivitas pertumbuhan sel kanker.
Secara umum ikan tetap lebih bermanfaat dibandingkan minyak ikan, kecuali bagi orang tertentu yang mempunyai masalah makan ikan dan bagi orang yang memerlukan asupan omega-3 dalam jumlah besar. Bagi orang tersebut maka minyak ikan dapat dijadikan alternatif dalam menjaga kesehatan. Namun demikian, perlu adanya pengawasan medis yang ketat apabila minyak ikan tersebut digunakan dalam jumlah banyak
Nah, marilah kita manfaatkan ikan dalam menu sehari-hari dengan motto “tiada hari tanpa ikan” supaya keluarga sehat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar