Kamis, 18 Juni 2009

BIOPER 6

I. PENDAHULUAAN


1.1 Latar Bekang
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik, kimiawi sehingga makanan menjadi bahan yang mudah diserap dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. MUJIMAN (1987) mengemukakan bahwa sistem pencernaan ikan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Secara garis besar susunan saluran penernaan pada ikan terdiri dari mulut, oseaphagus, lambung, intestenum, anus. Di dalam mulut ikan terdapat gigi yang berperanan membantu mendapatkan makanan.
Susunan saluran pencernaan, bentuk mulut dan gigi, bentu dan ukuran lambung serata intestenum yang dimiliki setiap jenis ikan bervariasi, maka menyebabkan setiap spesies ikan cara mengambil makanan nya juga bervariasi.
Semua organisme untuk kelangsungan hidupnya butuh akan makanan, makanan diambil dari bahan – bahan yang telah tersedia. Bardasarkan makanan yang dimakan kita dapat membedakan adanya ikan karnivora, herbivora, ikan pemakan kotoran dan ikan omnivora. Macam makanan untuk ikan dapat dikatakan tidak terbatas, tetapi pada umumnya kebanyakan ikan bersifat karnivora sedangkan ikan herbivora sedikit sekali jenisnya. (DJUHANDA, 1981).
Makanan dapat merupakan faktor menentukan populasi dan pertumbuhan. Jenis makanan suatu spesies ikan tergantung pada umur dan waktu (EFFENDIE,1979). Sedangkan MUJIMAN (1984) mengemukakan bahwa berdasarkan jenis makanannya, ikan dapat dibedakan menjadi lima golongan yaitu: 1) pemakan tumbuh – tumbuhan (herbivora dan vegetaris), 2) pemakan daging (karnivora), 3) pemakan segala atau campiran (omnivora), 4) pemakan plankton, 5) pemakan detritus (hancuran dan bahan organik).

1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum Analisis Isi Saluran Pencernaan ini adalah untuk mengetahui isi dari saluran penceraan ikan yang terdiri dari mulut, oseaphagus, lambung, intestenum, anus. Di dalam mulut ikan terdapat gigi yang berperanan membantu mendapatkan makanan. kemudian membedah bagian perutnya dan dibuka ususnya untuk mengetahui jenis makan yang dimakan. Dari jenis makanan yang dimakan dan panjangnya usus kita dapat mengetahui ikan tersebut tergolong ikan apa.
Manfat yang di dapat adalah dapat mempelajari isi dari saluran pencernaan ikan dan dapat menggolongkan ikan tersebut berdasarkan makanan yang di makannya.
























II. TINJAUAN PUSTAKA


Ikan paweh termasuk ke dalam filum Chordata, kelas Pisces, sub kelas Teleostei, ordo Ostariophisi, sub ordo Cyprinoidae, family Cyprinidae, genus Osteochilus, spesies Osteochilus hasselti (SAANIN, 1968).
Ciri – ciri paweh menurut SUSANTO, H (1996) adalah badannya memanjang pipih kesamping (compressed). Bentuk punggung merupakan busur moncong runcing, mulut terletak di ujung tengah (terminal), mempunyai dua pasang sungut, permulaan sirip punggung berhadapan dengan sisik linnea lateralis yang kesepeluh. Sirip punggung berbentuk sirip tiang. Jari – jari keempat kuat dan gigi kebelakang. Sisik berwarna keperak – perakan, bagian punggung warnanya gelap. Sedangkan bagian perut nya ebih putih.
MUJIMAN (1987) mengemukakan bahwa urutan saluran pencernaan ikan terdiri dari mulut, kerongkomgan, esofagus, lambung, usus sampai anus.
ICHWAN (1997) yang mengatakan bahwa kualitas dan kuantitas makanan ikan juga tergantung pada ukuran makan yang cocok untuk mulut ikan.
Menurut NORMAN (1937), ikan – ikan keluarga Cyprinidae dikenal dengan mulutnya yang tidak bergigi, tetapi gigi faring berkembang dengan baik dan berfungsi khusus.
Menurut BOND (1979) pada umumnya esofagus ikan adalah pendek dan bisa membesar agar makanan yang agak besar dapat ditelan, dinding – dinding esofagus dilengkapi dengan lapisan otot circular dan memanjang. Pada ikan – ikan tertentu esofagus bersambung dengan usus.
Menurut BOND (1979) menyatakan bahwa lambung berfungsi untuk menyimpan makanan melalui proses pencernaan dengan mencampurkan bahan makanan yang ditelan dengan lelehan gastrik.
Usus merupakan segmen terpanjang dari saluran pencernaan. Menurut AFFANDI et al (1992), panjang usus sangat bervariasi dan berhubungan erat dengan kebiasaan makan ikan. ZNNOFELD, HUISMAN dan BOON (1991), menyebutkan rasio perbandingan usus perpanjang tubuh sebagai berikut: 1) Karnivora 0,2 sampai 2,5 perpanjang tubuh, 2) Herbivor 0,8 - 15,0 perpanjang tubuh, 3) Omnivora 0,6 – 8,0 perpanjang tubuh.
Kebiasaan makan ikan (food habits) adalah kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan ikan. Kebiasaan makan ikan diperlukan untuk mengetahui gizi alamiah ikan tersebut sehingga dapat dilihat hubungan ekologi diantara organisme diperairan itu, misalnya bentuk – bentuk pemangsaan, saingan dan rantai makanan. Jadi makanan dapat merupakan faktor yang menentukan bagi populasi pertumbuhan dan kondisi ikan. Jenis makanan dari spesies ikan biasanya tergantung umur, tempat dan waktu (EFFENDIE, 1979).






















III. METODE PRAKTIKUM


3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Analisa Isi Saluran Pencernaan ini dilaksanakan pada tanggal 1 november 2004. Di laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum Anlisa Isi saluran Pencernaan ini adalah spesies ikan paweh (Osteochilus hasselti) sebanyak 3 ekor, beserta isi saluran pencernaannya.
Alat yang digunakan adalah pisau untuk membedah bagian abdominal perut ikan, jarum penunjuk untuk mengeluarkan isi usus, cawan petri untuk tempat isi usus yang telah dikeluarkan dan telah diencerkan, pipet tetes untuk menyedot isi usus yang telah diencerkan yang kemudian diletakkan diatas objek glass, mikroskop untuk mengamati isi usus, nampan untuk tempat ikan paweh, serta serbet untuk lap tangan.
3.3 Metode Praktikum
Metode yang digunakan adalah Metode frekwensi Kejadian yaitu tiap – tiap isi alat pencernaan ikan dicatat masing – masing organsme yang terdapat sebagai bahan makanannya demikian juga alat pencernaan yang sama sekali kosong haris dicatat juga. Masing – masing organisme yang terdapat dodalam alat pencernaan makanan yang berisi dan dinyatakan dalam persentase dari seluruh alat pencernaan yang diteliti, tetapi tidak termasuk alat pencernaan yang tidak berisi. Dengan metode ini didapatkan macam organisme yamg dimakan, tetapi segi kuantitasnya tidak dapat ditentukan.
3.4 Prosedur Praktikum
Ikan paweh sebagai objek praktikum, dibedah bagian abdominal perutnya. Kemudian keluarkan isi saluran pencernaannya. Setelah itu ukur panjang usus, keluarkan isi usus dengan bantuan jarum penunjuk. Kemudian letakkan di cawan petri, lakukan pengenceran dengan 10 ml air. Amati dibawah mikroskop, dan pakai buku pedoman untuk membedakan organisme – organisme yang ada di dalam saluran pencernaannya sebagai bahan makanannya.


















IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil yang didapat selama praktikum adalah sebagai berikut:
Panjang usus ikan A adalah 185 cm
Panjang usus ikan B adalah 126 cm
Panjang usus ikan C adalah 105 cm
Jenis makanannya
Usus Ikan A Usus Ikan B Usus Ikan C
Nostoc planctohicum Nostoc planctohicum
Lynogbya spirulinoides
Diatome vulgare Diatome vulgare Diatome vulgare
Anabaenopsis circulariswa
Gomphos phaeria aponina Gomphos phaeria aponina Gomphos phaeria aponina
Aphanotheca stagnino Aphanotheca stagnino
Charachium longipes Rab
Cheolosphaerium minutafritis


Perhitungan nya:
1) Nostoc planctohicum
= 66,6
2) Lynogbya spirulinoides
= 33,3
3) Diatome vulgare
= 100
4) Anabaenopsis circulariswa
= 33,3
5) Gomphos phaeria aponina
= 100
6) Aphanotheca stagnino
= 66,1

7) Charachium longipes Rab
= 33,3
8) Cheolosphaerium minutafritis
= 33,3
4.2 Pembahasan
Dari ketiga spesies ikan paweh yang menjadi objek praktikum, didapat panjang usus mencapai 105 sampai 185 cm.dari panjang nya usus ikan tersebut dapat diketahui bahwa ikan tersebut dapat digolongkan sebagai ikan herbivora yaitu pemakan tumbuh – tumbuhan.
PUSPOWARDOYO dan DJARIJAH (1992) mengatakan bahwa jenis ikan herbivora adalah jenis ikan pemakan tumbuh – tumbuhan. Sifat ini telihat dari anatominya. Terutama pada usus yang panjang. Enzym yang dikeluarkan melalui kelenjar – kelenjar dalam ususnya mempunyai fungsi sebagai pencernaan unsur – unsur makanan yang bersal dari tumbuh – tumbuhan.
ZONNEFELD, HIUSMAN dan BOON (1991) menyatakan bahwa panjang usus relatif tidak menunjukkan secara tepat tentang kebiasaan makan ikan. Walaupun usus relatif lebih panjang.
Usus ikan paweh berbentuk lingkaran yang memenjang dan bergulung gulung.ini menyebabkan makanan ikan paweh tertahan lebih lama dalam saluran pencernaan sehingga memungkinkan tercernanya makanan yang sulit dicerna. Menurut pendapat BOND (1979) yang menyatakan bahwa bentuk usus yang bergulung – gulung dimaksudkan untuk menambah masa penahanan dan pencernaan makanan yang sulit dicerna.
Hasil pengamatan terhadap jenis – jenis makanan paweh, diketahui bahwa makanan ikan paweh bervariasi. Ini dapat terlihat pada saat bagian abdominal perut nya dibedah dapat terlihat adanya: Nostoc planctohicum, Lynogbya spirulinoides, Diatome vulgare, Anabaenopsis circulariswa, Gomphos phaeria aponina, Aphanotheca stagnino, Charachium longipes Rab, Cheolosphaerium minutafritis.
Tetapi yang dominan terdapat pada saluran pencernaan ikan paweh adalah Diatome vulgare dan Gomphos phaeria aponina.
ASMAWI (1983) menyatakan bahwa suatu makanan ikan minimal harus mengandung protein, karbohidrat, dan lemak. Ketiga zat tersebut masing – masing akan dirubah menjadi energi yang sangat diperlukan untuk melakukan aktivitas – aktivitas hidup dan biasanya ikan cenderung memilih protein sebagai sumber energi yang utama. Kualitas makanan baru dapat mempengaruhi pertumbuhan apabila jika makanan yang tersedia dalam jumlah yang banyak dan berkualitas baik. Sebaliknya jika makanan yang tersedia dalam jumlah sedikit maka makanan tidak akan mempengaruhi dalam kecepatan pertumbuhan ikan.












V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Ikan paweh termasuk ke dalam filum Chordata, kelas Pisces, sub kelas Teleostei, ordo Ostariophisi, sub ordo Cyprinoidae, family Cyprinidae, genus Osteochilus, spesies Osteochilus hasselti
Ciri – ciri paweh adalah badannya memanjang pipih kesamping (compressed). Bentuk punggung merupakan busur moncong runcing, mulut terletak di ujung tengah (terminal), mempunyai dua pasang sungut, permulaan sirip punggung berhadapan dengan sisik linnea lateralis yang kesepeluh. Sirip punggung berbentuk sirip tiang. Jari – jari keempat kuat dan gigi kebelakang. Sisik berwarna keperak – perakan, bagian punggung warnanya gelap. Sedangkan bagian perut nya lebih putih.
Hasil pengamatan terhadap jenis – jenis makanan paweh, diketahui bahwa makanan ikan paweh bervariasi. Ini dapat terlihat pada saat bagian abdominal perut nya dibedah dapat terlihat adanya: Nostoc planctohicum, Lynogbya spirulinoides, Diatome vulgare, Anabaenopsis circulariswa, Gomphos phaeria aponina, Aphanotheca stagnino, Charachium longipes Rab, Cheolosphaerium minutafritis.
Yang dominan terdapat pada saluran pencernaan ikan paweh adalah Diatome vulgare dan Gomphos phaeria aponina

5.2 Saran
Adanya peningkatan dalam hal fasilitas – fasilitas laboratorium.







DAFTAR PUSTAKA

AFFANDI, R., SUBARDJA, D.S., RAHARDJO, M. F., dan SULISTIONO. 1992. Fisiologi Ikan Pencernaan. IPB Bogor

ASMAWI, S. 1983. Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba. Gramedia, Jakarta. 82 hal.

BOND, C.E. 1979. Bioloby Of Fishes. WB Saunders Company, London. 512p

DJUHANDA, T. 1981. Dunia Ikan. Armico, Bandung. 191 hal.

EFFENDIE, M. I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dwi Sri, Bogor. 112 hal .

ICHWAN, M. 1997. Hubungan Makanan yang Dimakan Ikan Motan (T. vaillanti nsp) dalam Lingkugan Alamnya di Danau Desa Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar, Propinsi Riau. 64 hal (tidak diterbitkan).

MUJIMAN, A. 1987. Makanan Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta. 239 hal
MUJIMAN, A. 1984. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. 239 hal.
NORMAN, J.R. 1937. A History of Fishes. London. 463 pp.
SAANIN, H., 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Cetakan ke –2. Binacipta. Jakarta. 508 hal.

SUSANTO, H. dan K. AMRI, 1997. Budidaya Ikan Patin. Penebar Swadaya, Jakarta. 90 hal.

ZNNOFELD, N., E.A. HUISMAN dan J.H BONN, 1991. Prinsip – Prinsip Budidaya Ikan. Gramedia, Jakarta. 318 hal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar